Oleh: Sil Joni*
Kurikulum Merdeka. Seribu satu tanya mengendap di kepala perihal esensi kurikulum baru ini. Implementasi Kurikulum 2013 (K13) pada tingkat satuan pendidikan, rasanya belum terlalu optimal.
Kendati demikian, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemenbudristek) kini mulai gencar memperkenalkan dan mensosialisasikan implementasi Kurikulum Merdeka (KM) di sekolah, terutama yang berstatus sebagai sekolah penggerak dan pusat keunggulan.
SMK Stella Maris, sebetulnya sudah menerapkan KM ini sejak tahun 2021 yang lalu. Itu berarti, saat ini, penerapan KM itu, masuk tahun kedua. Meski begitu, hampir semua staf pengajar di lembaga ini, belum menguasai secara sempurna bagaimana menjabarkan KM itu ketika menyusun perangkat ajar.
In House Training (IHT) implementasi KM yang hari ini, Rabu (31/8/2022) memasuki hari kelima, hampir mengalami kebuntuan. Kemarin, kami sempat frustrasi karena tidak tahu harus mulai dari mana dan bagaimana menyusun modul ajar sesuai panduan dalam KM itu.
Di tengah kebingungan itu, Hari ini, SMK Stella Maris merasa sangat ‘beruntung’. Seorang pakar pengembang kurikulum yang saat ini berkarya di lembaga Erlangga, Dr. Sudayat, M.Pd hadir memberikan bantuan yang sangat berarti bagi para peserta IHT.
“IHT semacam ini merupakan upaya melawan kemustahilan. Buang jauh-jauh pikiran yang menghambat implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah”, tegas Dr. Sudayat dalam sambutan pembuka acara IHT. Sang doktor meniupkan keyakinan yang kuat dalam diri peserta bahwa tidak ada yang tidak mungkin, termasuk dalam hal mengimplementasikan KM di setiap tingkat satuan pendidikan.
Dalam pelatihan ini, demikian Dr. Sudayat, “kita lebih banyak berlatih, ketimbang berbicara”. Karena itu, sesi presentasi materi tidak terlalu lama. Pak Sudayat lebih banyak ‘membantu peserta’ untuk berlatih secara serius membuat modul ajar. Untuk diketahui bahwa KM ini bermuara pada penyusunan perangkat ajar dan penguatan project profil Pancasila. Untuk pelatihan Hari ini, fokus perhatian lebih banyak tercurah ke proses pembuatan modul ajar.
Para peserta duduk menurut rumpun mata pelajaran atau MGMP. Pelan tetapi pasti, sang narasumber membimbing dan membangkitkan spirit peserta untuk masuk dalam alur kegiatan penyusunan modul ajar itu.
Dr. Sudrajat begitu telaten dan sabar ‘menolong para peserta’ yang umumnya masih gelap dengan urusan menyusun dokumen ajar versi KM itu. Semangat dan antusiame peserta dalam mengikuti bimbingan teknis dari pak Sudayat, tak pernah surut. Rasa ingin tahu yang besar membuat peserta berlomba-lomba untuk mendapat ‘campur tangan akademik’ pak Sudayat dalam membetulkan kata, kalimat dan konsep yang tertuang dalam setiap komponen dokumen ajar itu.
Tidak sedikit peserta yang merasa lega dan puas. Ternyata, proses pembuatan modul ajar itu tidak sesulit yang dipikirkan selama ini. Bersama pak Sudayat, segalanya terasa mudah. Janji beliau pada awal kegiatan soal ‘melawan kemustahilan’ benar-benar ditepati. Para guru SMK Stella Maris sukses melawan sesuatu yang dianggap mustahil itu. Keberhasilan itu, tentu saja, tidak terlepas dari kontribusi pak Sudayat.
Tidak terlalu mengherankan jika testimoni peserta pada akhir kegiatan, semuanya bernada pujian. Mereka dengan jujur menyampaikan rasa bangga dan kagum dengan ‘kepiawaian’ Dr. Sudayat dalam menyederhanakan perkara yang dianggap sulit dalam pengembangan modul ajar.
Kepala SMK Stella Maris, Rm. Kornelis Hardin dan Kepala SMKN 3 Komodo, ibu Hortensia Herima pun memberikan pujian setinggi langit kepada pak Sudayat. Bahkan keduanya, mengharapkan agar pak Sudayat bisa memberikan pelatihan berkala untuk para guru di Manggarai Barat dan kalau dapat SMK Stellla Maris menjadi salah satu sekolah binaan Erlangga.
Menurut rencana, dua hari lagi, Dr. Sudayat akan hadir kembali di SMK Stella Maris. Tidak banyak hal yang diungkapkannya dalam sambutan menutup kegiatan ini. “Kita tunggu saja, kejutan apalagi yang akan disajikan dalam dua hari itu nanti”, ungkap Sudayat.
Selain menyusun perangkat ajar, hal lain yang menjadi perhatian utama dalam KM ini adalah membuat instrumen asesmen dan project profil Pancasila. Karena itu, saya kira, bisa ditebak bahw kejutan yang dimaksudkan itu, mungkin berurusan dengan pembuatan asesmen dan project profil Pancasila. Tentu saja, sebagai peserta, kami tidak sabar merasakan sensasi kejutan yang disuguhkan pak Sudayat dalam kegiatan itu nanti.
*Penulis adalah Staf pengajar SMK Stella Maris Labuan Bajo.