Tim volley putri SMKS Bina Mandiri, tim juara bertahan PGRI Cup, dibuat ‘tak berkutik’ oleh tim SMKS Stella Maris. Keenaman Bina Mandiri harus mengakui ‘keunggulan’ anak-anak Bintang Laut melalui pertarungan yang seru yang berlangsung di lapangan SMAK Seminari St. Yohanes Paulus II pada Senin, (18/11/2024).

Kedua tim bermain cukup hati-hati di awal game pertama. Namun, pelan tapi pasti, para pemain Stella Maris mulai ‘menguasai jalannya’ pertandingan. Para Spiker mereka seperti Ledi, Reta, Rati, Berti, dan Delci melancarkan ‘spike-spike’ keras yang sulit dikembalikan oleh tim lawan.

Serangan bertubi-tubi itu, akhirnya membuahkan hasil. Dalam waktu yang relatif singkat, anak-anak Stella unggul dua game. Pada set ketiga, pelatih Stella, Yeremias Maladin coba melakukan pergantian pemain. Ledy, Rati, dan dan Delci ditarik keluar. Tiga amunisi baru diberi kesempatan bermain yaitu, Leni, Efi, dan Serli.

Sayangnya, pergantian itu tak membuat performa anak-anak Stella semakin garang. Mereka justru tampil ‘melempen’. Dengan sangat taktis, pasukan Bina mandiri mengeksploitasi sisi kekurangan Stella Maris dalam diri tiga pemain baru itu sehingga sukses merebut game ketiga.

Beruntung tim kepelatihan Stella Maris merespons dengan cepat situasi kritis itu. Pada set ke-4, tiga pemain inti yang diistirahatkan, kembali tampil. Hasilnya, kendati anak-anak Bina Mandiri tampil penuh percaya diri dan semakin trengginas, tetapi anak-anak Stella tampak begitu tenang meladeni permainan mereka.

Jam terbang sulit dibohongi. Reta sebagai kapten tim sekaligus spiker utama tim, masih cukup ‘bertenaga’ dalam melancarkan serangan, baik melalui servis maupun spike. Set ke-4 ini berlangsung dramatis dan sangat menegangkan. Game ini harus ditentukan melalui deuce (cari selisih 2 poin) yang terjadi 2 kali setelah skor berimbang 24-24.

Sebuah placing ciamik dari sang Kapten, Reta berhasil mendulang poin sekaligus menutup ‘aliran nafsu’ para pemain Bina Mandiri untuk melenggang ke partai final.

Seusai pertandingan, Margerata Haiman, Guru Matematika asal Tanah Dereng mengaku sangat puas dengan penampilan timnya dalam duel yang kompetitif itu. “Secara keseluruhan saya sangat puas. Kami berhasil merebut 2 game, namun pada game ke-3 kami sedikit lengah. Tetapi, pada set ke-4, kami kembali tampil kompak sehingga bisa merebut game itu”, ungkap pemain bertangan kidal ini.

Sementara itu, sang pelatih, Yeremias mengakui bahwa dirinya melakukan ‘blunder’ dengan menarik keluar tiga pemain inti pada set ke-3. “Betul , kami sedikit membuat kesalahan dengan memasukkan pemain yang sebetulnya ‘belum terlalu panas’ untuk tampil di lapangan. Namun, sebagai pelatih kami sangat bangga sebab para pemain tampil sesuai dengan skema yang dirancang pada sesi latihan”, ujar Guru Olah Raga tersebut.

Berdasarkan polling penonton, pemain yang layak mendapat predikat ‘woman of the match’ adalah sang kapten sendiri, yaitu Margereta Haiman. Retus, demikian beliau biasa disapa oleh teman-temannya, berada dalam performa terbaiknya. Service-nya sangat keras yang membuat anak-anak Bina Mandiri kerepotan. Meski bertubuh pendek, tetapi Spike dari Retus terlihat tepat sasaran dan menukik. Sangat jarang dirinya melakukan kesalahan fatal dalam laga ini.

Pada partai final, tim Stella Maris akan bertarung dengan salah satu tim unggulan, yaitu SMAK St. Ignatius Loyola. Secara head-to-head, Stella Maris unggul 1-0. Pertemuan itu terjadi pada bulan September yang lalu dalam duel yang bertajuk ‘friendly match’ di mana Stella Maris menang dengan skor 4-1.

Menurut rencana, pertandingan final itu akan dihelat pada 23/11/2024, dua hari sebelum perayaan peringatan Hari Guru Nasional (PGRI). Sebagai ‘volleymania’, tentu kita tidak sabar menyaksikan ‘duel pamungkas’ ini. Apakah anak-anak Stella akan mengukir prestasi indah untuk edisi PGRI Cup 2024 ini? Wait and see. (Sil Joni)