Berkat Nona “LISA”, SMK Stella Maris Makin Manis

Oleh: Sil Joni*

Jika tuan dan puan punya waktu untuk ‘berwisata’ di SMK Stella Maris, ‘decak kagum’ menjadi respons spontan yang dominan. Anda pasti ‘kagum dan serentak merasa ‘at home’ untuk berada di sekolah kejuruan ini. Mengapa?

Lembaga ini, tampil lebih ‘anggun’ dan manis sekali saat ini. Jelas performa semacam ini ‘sangat kontras’ kala kita masuk ke lorong masa lampau. Sebelum tahun 2022, ‘keelokan’ sekolah ini, belum tampak terang.

Namun, kondisinya berubah drastis, ketika sekolah ini menjalin ‘kolaborasi’ dengan salah satu SMK Mitra Industri MM 2100 Cikarang, Jakarta. Tak butuh waktu lama bagi Stella Maris untuk ‘beradaptasi dan mengadopsi’ hal baik yang sudah berurat akar di sekolah unggul tersebut.

Salah satu ‘best practice’ yang diterapkan adalah keberadaan nona ‘LISA’. Bukan ‘seorang dara’ yang menghadirkan suka cita, tetapi ‘kultur kebersihan’ lingkungan. LISA itu singkatan dari ‘Lihat Sampah Ambil’. Dengan cepat, LISA menjadi sebuah ‘gerakan bersama’ dan rasanya saat ini sudah menjadi ‘habitus warga sekolah’.

Semua anggota komunitas ‘dibiasakan’ untuk merasa ‘tidak tenang’ ketika melihat sampah di lingkungan sekolah. Ada semacam ‘rasa bersalah dan malu’ ketika pelbagai jenis sampah dibiarkan berserakan. Efeknya adalah kami ‘berlomba- lomba’ untuk ‘membereskan’ sisa-sisa yang tak berguna di dalam kintal sekolah.

Sampah dianggap sebagai ‘patologi’ yang perlu mendapat terapi dari nona LISA. Boleh dibilang, dalam dua tahun terakhir, ‘nona LISA’ tampil sebagai ‘dokter’ yang menyembuhkan ‘penyakit’ yang menggerogoti tubuh Stella Maris.

Nyaris saban hari, nona LISA ‘menari’ secara elegan di ‘sekolah kejuruan swasta ini. Para guru dan para siswa ‘tergoda’ juga dengan rayuan si LISA. Kami semua ‘takluk’ untuk mengikuti teladan dari LISA itu.

Berkat nona LISA ini, Stella Maris makin seksi dan manis. Proses pembelajaran berjalan dengan nyaman, tanpa diganggu oleh panorama sampah yang jorok dan dekil. Sampah itu tidak hanya ‘menghadirkan penyakit somatis’, tetapi juga menodai ‘keindahan’ lingkungan.

Lingkungan yang kotor, biasanya bikin kita kurang semangat dalam bekerja. Energi dan konsentrasi menjadi terbagi. Proses pembelajaran tidak bisa berjalan maksimal karena kita selalu ‘dihantui’ oleh serangan dari sampah.

Karena itu, jika kita ingin aktivitas berjalan normal dan maksimal, maka ‘kebersihan lingkungan’ menjadi sebuah keharusan. Menghadirkan nona LISA menjadi sebuah opsi yang cerdas.

Ada korelasi antara prestasi kerja dengan lingkungan. Jika lingkungannya bersih, asri, indah dan tenang, maka kita tak bakal mengalami kesulitan yang berarti dalam mengukir prestasi kerja yang bagus. Boleh jadi, tampilan Stella Maris yang kian ‘moncer’ saat ini, tidak terlepas dari kontribusi nona LISA di atas.

LISA sudah ‘masuk’ dan menjadi bagian tak terpisahkan dari ‘cara berada’ kami di Stella Maris, baik sebagai pendidik maupun sebagai peserta didik. LISA tak pernah lelah dan jeda ‘menodong’ kami untuk mencintai lingkungan secara paripurna.

Dalam lingkungan yang sehat terdapat semangat hidup yang sehat. Salah satu kunci merajut keberhasilan adalah ‘perhatikan’ sisi kebersihan lingkungan. LISA harus menjadi ‘budaya’ yang hidup tidak hanya di sekolah tetapi juga di rumah kita masing-masing.

Sudah saatnya ‘nona LISA’ hadir dan hidup di tengah komunitas kita. Saya sangat optimis jika LISA ‘diperkenankan’ untuk beraksi di lingkungan kerja, maka ‘prestasi’ hanya soal waktu. Cepat atau lambat, sekolah bakal ‘memproduksi’ jutaan generasi sehat, cerdas, dan berdaya saing.

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terbaru

Info Terbaru

Karya Tulis

Opini

Statistik Kunjungan

Name
Age
Phone
🟢 Online Users
0
📊 Today's Visitors
5
📊 Today's Visits
6
📊 Yesterday's Visitors
6
📊 Yesterday's Visits
10
📊 Total Visitors
23688
📊 Total Visits
49222