“Festival Seni dan Literasi” untuk Publikasi Mading

Sekolah dalam pelbagai tingkatan merupakan ‘wadah’ pembentukan aspek kognitif (intelektualitas) para insan muda. Selain ‘menyuplai ilmu’ secara reguler dalam ruangan kelas, lembaga pendidikan juga menyiapkan beberapa instrumen ideal untuk mengasah ‘pedang akademik-intelektual’ para siswa. Untuk itu, pihak lembaga tak pernah lelah dan jeda ‘mendorong’ anak didik untuk coba mengoptimalkan aneka wahana dan peluang pengaktualisasian potensi akademik tersebut.

Salah satu sarana untuk ‘mempertajam’ dimensi rasionalitas itu adalah Majalah Dinding (Mading) sekolah. Para siswa ‘dibimbing’ untuk berlatih menuangkan gagasan secara sistematis dalam bentuk tulisan. Mereka bisa mengekspresikan ‘kegelisahan intelektual’ mereka secara kreatif. Ide-ide bernas yang mungkin masih ‘mengendap di benak’, bisa disalurkan melalui beragam gaya tulisan. Sebagai pemula, gaya menulis bebas (free writing style), sangat direkomendasikan untuk diterapkan oleh para siswa.

Meski demikian, para guru diharapkan untuk membantu mereka dalam ‘menggarap tulisan’ yang masuk dalam genre (jenis tulisan) seperti puisi, cerita pendek (cerpen), opini, jurnalistik (berita), humor (anekdot) dan laporan yang bersifat mendalam. Setidaknya, para siswa mendapat pengetahuan dan keterampilan praktis bagaimana ‘menata ide’ secara baik yang dituangkan dalam aneka gaya tersebut melalui proses pembiasan (latihan) tersebut.

Membaca, berdiskusi, berefleksi (menulis) merupakan tiga aktivitas khas kaum terpelajar (homo academicus). Tidak ada cara lain untuk ‘meningkatkan’ kompetensi berbahasa, termasuk menulis, selain dengan aktif dan serius berlatih melalui media sederhana yang disiapkan oleh sekolah.

Karena itu, tim ‘Media Center’ SMK Stella Maris, coba ‘menstimulasi’ kegairahan peserta didik dan para guru untuk menggauli aktivitas literasi (baca-tulis) secara intensif. Program ‘pembangkitan’ spirit berliterasi ini coba dikemas dalam bentuk ‘pesta (festival) agar kita dengan hati riang gembira (antusias) mengikuti kegiatan ini.

Pesta seni dan literasi ini, rasanya sangat tepat untuk dibuat pada momen ‘merayakan cinta’, peringatan Hari Kasih Sayang (Valentine Day), 14 Februari 2025. Segenap komunitas Stella Maris coba berpartisipasi dalam ‘Perayaan Cinta’ itu dengan menggelar atau menghasilkan ‘karya’ dalam bidang seni dan literasi. Dengan itu, Stella Maris, hendak melampaui ‘seremonialisme’ yang sesaat dan dangkal dalam menyambut Valentine Day itu. Sebaliknya, kita mau ‘berenang’ ke kolam yang lebih dalam melalui perahu literasi.

Dari uraian di atas, maka bisa disimpulkan bahwa tujuan utama dari Festival Seni dan Literasi ini adalah mengasah kreativitas seni dan kemampuan berpikir yang termanifestasi dalam hal berbahasa siswa terutama bahasa tulisan. Dalam dan melalui kegiatan ini, para siswa diharapkan dengan antusias ‘terlibat’ dalam kegiatan mengungkapkan dan menyalurkan gagasan melalui media tulisan.

Selain itu, beberapa tujuan lain, yang masih berhubungan dengan ‘tujuan utama’ itu adalah sebagai berikut. Pertama, mengakarkan budaya literasi di lingkungan sekolah. Kedua, para siswa ‘jatuh cinta’ dengan makhluk literasi. Ketiga, membangkitkan ‘minat baca’ siswa dan guru yang semakin lesu saat ini.

Festival ini melibatkan semua anggota komunitas. Jadi, bukan hanya siswa yang ikut dalam pesta, tetapi para guru juga harus berpartisipasi. Para guru diharapkan untuk memberikan contoh dalam ‘memamerkan’ hasil karya pada Hari Puncak perayaan Kasih Sayang itu. Singkatnya, seluruh warga Stella Maris mempunyai ‘potensi yang besar’ dalam mengekspresikan seni dan menumbuhkan kultur baca-tulis.

Aktivitas pertama dan utama dalam Festival ini adalah ‘menulis’ bertema ‘Merayakan Cinta’ dalam aneka gaya (puisi, cerpen, opini, berita (jurnalistik), dan humor (anekdot). Agar tidak terkesan serius dan monoton, maka dipadukan dengan ‘pementasan’ seni. Tulisan tersebut akan ‘diseleksi’ untuk diterbitkan di Mading sekolah yang diluncurkan secara resmi pada tanggal 13/2/2025. Setiap siswa dan guru, bisa mewakili diri sendiri dan bisa juga mewakili kelas atau program menggarap dan mengumpulkan tulisan ke Tim Media Center sekolah.

Ada 4 papan Mading yang disiapkan untuk mengakomodir ‘karya’ dari 4 program di lembaga ini. Berkaitan dengan itu, tidak hanya ‘mutu tulisan’ yang dinilai, tetapi juga sisi ‘tampilan fisik (estetika) dari Mading itu.

Lalu, pada Hari Puncak, karya terbaik akan dibacakan dan didiskusikan di hadapan warga sekolah dan diberikan apresiasi (hadiah). Ini semacam ‘pesta gagasan’ yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Suasana bakal lebih semarak sebab acara itu ‘disisipi’ dengan konser seni, baik dari para siswa maupun para guru.

Pesta literasi dan seni ini akan digelar di beranda SMK Stella Maris Labuan Bajo dari tanggal 13-14 Februari 2025. Semua ‘karya’ dikumpulkan paling lambat, tanggal 12 Februari 2025. Naskah-naskah tersebut, bisa diketik, bisa juga ‘hasil tulisan tangan. Mereka yang punya bakat istimewa dalam dunia seni, silakan berlatih serius dan mendaftarkan diri ke pihak panitia.

Festival ini hanya sebagai ‘alat bantu’ dalam membangkitkan gairah berliterasi kita. Berhasil tidaknya program ini sangat bergantung pada ‘derajat partisipasi’ kita semua. Untuk itu, sangat diharapkan kolaborasi dan kontribusi nyata kita dalam menyukseskan kegiatan ini. Kegiatan ini sebagai ‘momentum’ kebangkitan budaya literasi di SMK Stella Maris. Selamat berpesta. Tuhan memberkati!  (Sil Joni*)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terbaru

Info Terbaru

Karya Tulis

Opini

Statistik Kunjungan

Name
Age
Phone
🟢 Online Users
0
📊 Today's Visitors
3
📊 Today's Visits
3
📊 Yesterday's Visitors
25
📊 Yesterday's Visits
37
📊 Total Visitors
23954
📊 Total Visits
49643