Ini Dia, ‘Jantung SMK Stella Maris

Orang ini bukan ‘guru biasa’ di SMK Stella Maris. Selain menjalankan peran sebagai ‘pengajar Agama Katolik’, pak Vinsensius Patno, S. Ag sejak awal pengabdiannya, dipercayakan sebagai ‘Operator Dapodik’. Kedua peran itu, sampai detik ini, dijalankan dengan sangat baik oleh suami dari Oa cantik dari Flores Timur ini.

Kontribusi pak Sensi (demikian beliau biasa disapa) untuk sekolah kejuruan milik Keuskupan Labuan Bajo ini, cukup mengagumkan. Bahkan, menurut saya, lembaga ini bisa tampil seperti sekarang ini, terutama dalam hal pendokumentasian data secara daring, bisa dipatok sebagai ‘buah’ dari kecakapan dan dedikasi tak terhingga dari ayah tiga orang anak ini.

Atas dasar itu, rekan-rekan guru coba mengafirmasi ‘andil besar’ lelaki berkaca mata ini, dengan menjulukinya ‘ jantung SMKS Stella Maris’. Predikat sebagai ‘jantung’ itu, rasanya tidak berlebihan. Mati dan hidupnya ‘aliran data vital’ di sekolah ini, sangat bergantung pada kerja cerdas dan akurat dari pria asal Rego ini.

Selain menjalankan dua peran tadi, jebolan salah satu Perguruan Tinggi (PT) di Filipina ini, ternyata punya minat yang besar dalam dunia tulis-menulis. Beliau pernah menjadi ‘jurnalis’ di beberapa media daring. Setelah tak bergabung dengan media tertentu, beliau tetap secara rutin mengirim tulisan di media Kompasiana. Status sebagai ‘penulis freelance‘ sangat pas disematkan ke tubuhnya.

Dengan bakat semacam itu, maka pak Sensi tidak hanya bertindak sebagai ‘pengajar dan operator’, tetapi juga sebagai ‘motor penggerak literasi’. Entah disadari atau tidak, melalui tulisan-tulisan itu, dirinya sudah memberi contoh dan dalam level tertentu ‘mendorong’ anggota komunitas SMK Stella Maris untuk ‘bergaul mesra’ dengan makhluk literasi itu.

Stella Maris cukup beruntung mendapatkan ‘sosok dedikatif’ dan rendah hati ini. Setelah menamatkan pendidikan sarjana di Filipina, pak Sensi pernah menjadi staf dosen di Universitas Riau. Dirinya juga pernah menjabat Ketua Panwaslu Kabupaten Lembata. Dengan debut karier yang cemerlang itu, jelas pak Sensi bukan figur sembarangan.

Pak Sensi bukan tipe guru yang ‘hanya jago urus bidang keguruan semata’, tetapi sayap pengabdiannya melebar ke hampir semua bidang. Dalam ruang politik lokal, nama Sensi Patno, tak bisa diabaikan begitu saja.

Memang beliau tidak meniti karier sebagai politikus profesional, tetapi kiprahnya dalam medan politik ‘turut mewarnai’ peta perpolitikan lokal. Dalam setiap edisi kontestasi politik, Sensi kerap muncul di ruang itu sebagai ‘tim pemenangan’ dari pasangan calon (Paslon) tertentu.
Relasi dan komunikasinya dengan pejabat politik lokal, berjalan intensif dan produktif. Ide cemerlangnya ‘sesekali’ dipakai oleh para pengambil kebijakan dalam mendesain dan mengeksekusi kebijakan publik.

Kendati bergulat dengan ‘seabreak’ aktivitas di luar, tugas sebagai guru tetap berjalan normal. Pak Sensi tak kehilangan fokus dan orientasi ketika berada di kintal sekolah. Dia memberi diri secara total kepada peserta didik. Motto hidupnya adalah peserta didik mesti semakin besar dan guru menjadi semakin keci. Dirinya sangat bangga ketika mantan anak muridnya berhasil mengelola kehidupan sesuai dengan bidang profesi masing-masing.

Legalitas sebagai ‘guru profesional’ sudah dikantonginya. Pria yang ‘tak terlalu romantis’ ini, sudah lulus ‘uji kompetensi guru’ dengan predikat sangat memuaskan. Sertifikat sebagai ‘pendidik’ yang digenggam itu menjadi ‘pemacu’ baginya untuk lebih bersemangat dalam ‘menolong’ peserta didik untuk menjadi ‘lebih manusia’.

Kita patut berterima kasih dan memberikan apresiasi kepada salah satu ‘guru senior’ ini. Talentanya telah diaktualisasikan secara kreatif untuk kemajuan lembaga ini. SMK Stella Maris bisa tampil hebat seperti yang kita saksikan saat ini, tidak terlepas dari ‘keterbukaan beliau’ dalam memanifestasikan potensi akademik dan kompetensi profesionalnya di padang Stella Maris.

Stella Maris kemungkinan ‘mati suri’ jika ‘jantungnya terganggu’. Untuk itu, kita berharap agar ‘sang jantung sekolah; ini tetap sehat dan energik. Kita tidak ingin sekolah ini menderita ‘serangan jantung dan apalagi ‘gagal jantung’ tersebab oleh kurang primanya pelayanan dari pak Sensi tersebut. (Sil Joni).

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terbaru

Info Terbaru

Karya Tulis

Statistik Kunjungan

Name
Age
Phone
🟢 Online Users
0
📊 Today's Visitors
3
📊 Today's Visits
4
📊 Yesterday's Visitors
26
📊 Yesterday's Visits
26
📊 Total Visitors
22923
📊 Total Visits
48042