Dalam rangka ‘memeriahkan’ H.U.T PGRI, pengurus dan anggota PGRI ‘ranting Komodo’ menyelenggarakan aneka kegiatan. Selain turnamen Volley putra dan putri, lomba menulis feature, dan apel bendera, juga ada aktivitas “Jalan Sehat” yang digelar pagi ini, Jum’at, (22/11/2024).
Sebagian guru (jika tidak mau dibilang semua) dari semua sekolah (SD-SMA/SMK) berpartisipasi dalam kegiatan ini. Sejumlah staf pengajar di SMK Stella Maris juga terlihat ‘sangat antusias’ mengikuti ‘jalan sehat’ itu. Setidaknya, kesan itulah yang dominan dari sejumlah potret yang sempat dibidik dan didiseminasikan dalam ruang publik digital.
Sebelum fajar menyingsing, para peserta sudah berkumpul di halaman ‘Kantor Daerah Manggarai Barat (Mabar). Ritual ini mengambil rute panjang. Dari Kantor Daerah mereka bergerak ke arah perempatan (Langka KB. Lalu, belok kiri ke arah Sernaru, Lancang, Wae Bo, Polres Mabar dan berkumpul kembali di Kantor Daerah.
Salah satu peserta dari SMK Stella Maris, ibu Yohana Jaya menjelaskan bahwa kegiatan ini sangat seru dan menyenangkan. Tetapi, sayangnya para peserta tidak disiplin. Kegiatan itu tidak tepat waktu.
“Kegiatannya seru dan menyenangkan Pak. Tetapi, sayangnya kita kurang disiplin. Kegiatan itu sedikit telat dari jadwal yang ditetapkan panitia”, ujar ibu cantik yang masih lajang ini.
Lebih lanjut, guru kewirausahaan ini menilai bahwa “jalan sehat (JS)” ini merupakan olah raga yang murah tetapi efeknya untuk kesehatan tubuh sangat dahsyat.
“Ini olah raga paling murah dan sederhana. Tetapi, menurut saya, punya dampak yang bagus untuk kesehatan tubuh kita. Saya sendiri merasa segar bugar setelah mengikuti kegiatan ini”, tutur wanita berkaca mata yang murah senyum ini.
Sesuai dengan namanya, aktivitas jalan semacam itu, tentu saja menyehatkan raga. Namun, apakah kegiatan jalan yang lain (di luar agenda tersebut) boleh disebut sebagai ‘jalan sakit’? Apakah aktivitas jalan yang setiap hari kita lakoni bukan masuk kategori ‘jalan sehat’? Jenis atau model gerak jalan macam manakah yang dianggap sebagai ‘jalan sehat’ itu? Mengapa kegiatan jalan pagi dari sekelompok anggota PGRI ranting Komodo pagi ini dikatakan jalan sehat?
Hanya panitia dan segenap yang terlibat dalam kegiatan itu yang bisa menjawab beberapa pertanyaan di atas. Satu yang pasti bahwa ‘kegiatan pagi tadi’, bukan sekadar jalan biasa. Para peserta itu tidak sedang ‘jalan-jalan’ untuk cuci mata atau sekadar ‘bergenit ria’ di jalanan, tetapi mereka tengah ‘mengolah badan’ agar lebih fit.
Jika kita mengamini konklusi di atas, maka sebuah imperasi etis bisa diutarakan di sini: ‘Mari terlibat dalam jalan sehat agar sisi jasmani kian prima’. Hanya orang yang ‘bergerak atau berjalan’ secara teratur yang berpotensi mendapatkan kesehatan yang optimal dalam hidupnya.
Kesehatan adalah aset yang paling berharga dalam hidup ini. Mari menginvestasikan ‘gaya hidup’ yang berorientasi pada perawatan kesehatan badan. Aktivitas ‘Jalan Sehat’ boleh dipatok sebagai salah satu dari investasi itu.
Akhirnya, dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Pastikan jiwa kita ‘bermukim’ dalam istana badan yang segar. (Sil Joni).